Tuesday, December 27, 2005

Ukiran Emas Pengorbanan ...

Dengan kata inilah CDIA didirakan, eksistensinya saat ini tidak lepas dari untaian satu demi satu pengorbanan. Ana sendiri tak pernah bosan mengingat apa yang telah dilakukan jundi-jundi terbaik CDIA, termasuk yang paling mengesankan adalah beberapa orang tua dari sebagi jundi yang suport abis pd CDIA. Mulai dari mbersihin gudang, dapur, menambal genting yg bocor, mengkramik lantai CDIA, mengecatnya. Subhanalloh, sungguh menjadi espcially inspirator bagi ana sendiri untuk tidak main-main, harus memberikan yg terbaik dari karuniaNya. Apapun kondisinya.

Beberapa waktu lalu sebelum pergi ke surabaya ana sempet merekam gold history ini di PDA, yg ujung-ujungnya ana mengambil kesimpulan bahwa dukungan orang tua jundi CDIA adalah sumber kekokohan tersendiri bagi CDIA dan jundinya. Khususnya bagi mereka yg masih jomblo(ana jg ding).Kenapa demikian? Ketika semangat mulai menurun, beliau-beliaulah yg akan menjadi charger motivasi kita. ketiadaan dukungan ortu atas aktivitas kita di CDIA akan menjadi kendala tersendiri. So, humas mesti sempetin buat surat reporting untuk ortu jundi-jundi CDIA. " Bunda, smoga apa yg telah ad' lakukan menjadi amal dan bekal yg tak kenal henti bagi bunda di akherat kelak ... " mungkin begitulah endingnya. (Jujur! ane blon pernah seromantis ini ke ibu ;D)

Ups, kembali ke jalan yg benar. Saya jd semakin teringat dg Bapak dan ibunya Akh Wahyu atas kepeduliannya yg sngt fantastis. Juga Pak Tohari dg printer yg tak kenal henti mencetak untuk operasional CDIA. Demikian pula Pak heri dengan ikannya yg menyuplai protein ikhwah Basecamp. Uminya Akh Jarwo yg nyuport abis di bagian konsumsi. Abi ana sendiri yg juga suport abis plus menjadi mediator penetrasi hubungan ke ustadz arifin di ma'had karena terlalu lamanya saya sudah mulai jarang di ma'had. dan lainnya yg tidak dapat kita sebutkan satu persatu. Sungguh terlihat dengan jelas bahwa pengorbanan itu tidak hanya dari internal CDIA, tapi juga eksternal. Kita masih ingat kan, Mas Feri & Mbak Luluk yg sampe malem jadi pemateri di SMP 4, bahkan sampai pulang pergi di malam hari kepanjen malam. Ini adalah indikasi bahwa mereka begitu percaya dan yakin bahwa CDIA akan menjadi lembaga yg mempunyai peranan besar dalam perubahan generasi bangsa dan kejayaan islam. Ini merupakan pertanda bahwa mereka mengharapkan kita, mempunyai harapan besar atas kerja kita. Dan saya yakin, tidak hanya mereka! Lantas atas dasar apa kita enggan dan jenuh dalam dakwah yg penuh dengan kreatifitas ini.

Harapannya ini menjadi motivasi bagi kita, espcially for me, bahwa dalam dakwah di CDIA tidak bisa kita remehkan, kita kesampingkan atau tergantung dari mood dan tidak mood. Meski fluktuasi iman itu fitrah, tetapi jangan sampai kita tertipu atau bahkan putus asa hanya karena permasalahan kecil di CDIA. Apakah itu miskomunikasi, melemahnya semangat sebagian jundi, banyaknya amanah yg belum dikomunikasikan, atau mungkin direkturnya kurang capable;) kurang professional, gak respon, dan lain sebagainya. Kerikil** dan duri** ini adalah hal wajar dalam perjalanan menuju surga. Bukankah ini tidak ada apa-apanya dengan ujian yg diterima saudara muda kita yg berbeda benua?

Ikhwatii, Jadikan ini menjadi ladang amal perbaikan. Jalin keterbukaan komunikasi, mari kita contoh syadaatina Fatimah Az Zahro yg tak pernah menyimpan perasaan nggerundel kecuali dia akan menyampaikannya. Ini adalah bagian membangun kasih sayang antar saudara.


Al faqiir ilalloh Novan
* yg terus belajar dari antum semua

0 Comments:

Post a Comment

<< Home