Friday, July 20, 2007

Oh ... Bukti tranfers



read more...

Friday, November 24, 2006

Pengin nulis lagi ...

Setelah beberapa lama OFF
saya jadi pengin nulis lagi, setelah melihat berbagai macam blog-nya temen-temen. Sayang jika setiap moment hidup tak terekam dalam tulisan.
Semoga Allah beri kemudahan untuk menuliskan segalanya yg bermanfaat.
Amin

read more...

Thursday, March 09, 2006

Belajar Blog : nyingkat tampilan posting ...

tiba-tiba aq pengin otak atik blog lagi
pas searching di Help ternyata nemu 'expandable summaries'
nah fungsi script ini adalah nyingkat tampilang posting di halaman utama blog kita

gimana caranya ...
ternyata sangat gampang bo' ..


1. meluncurlah ke template
lalu di tag
tulis script berikut ..


<MainOrArchivePage> 
span.fullpost {display:none;}
</MainOrArchivePage>
<ItemPage>
span.fullpost {display:inline;}
</ItemPage>


tetaplah di template dan cari tag <$BlogItemBody>
setelah itu taruh script berikut ...
<MainOrArchivePage><br />
<a href="<$BlogItemPermalinkURL$>">Read more!</a>
</MainOrArchivePage>



2. Lalu kembalilah ke menu posting dan lakukan edit di postinganmu dengan menaruh script berikut :

ini permulaan postingan. <span class="fullpost">dan ini adalah akhir dari tampilang singkatan posting itu.</span>



misal postinganmu adalah ...

Apakah kau temukan kejelasan yang sangat
<span class="fullpost">

Dari seseorang yang duduk ditengah lapang
sedang matahari tepat di atas ubun-ubunya
Itulah kejelasan dakwah ini
code></span>


anti munculnya

Apakah kau temukan kejelasan yang sangat

selengkapnya ....
post ... coment ..

selamat mencoba, smoga bermanfaat

read more...

Wednesday, March 08, 2006

Urgensi Menguasai Bahasa Arab

Belajar bahasa Arab memang sebuah keharusan yang layak dikuasai oleh umat Islam. Sebab sejak awal mula diturunkan ajaran Islam sampai hari ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa arab.

Al-Quran sebagai kitab suci abadi yang menghapus semua kitab suci yang pernah ada, diturunkan dalam bahasa Arab. Rasulullah SAW sebagai nabi akhir zaman yang risalahnya berlaku untuk seluruh manusia di muka bumi sampai akhir zaman, juga berbahasa arab, tanpa pernah diriwayatkan mampu berbahasa selain arab.

Hadits-hadits nabawi diriwayatkan secara berantai hingga sampai kepada kita melewati masa berabad-abad, juga tertulis dalam bahasa Arab. Bahkan semua kitab yang menjelaskan materi Al-Quran, As-Sunnah serta syariah Islamiyah hasil karya para ulama muslim sedunia sepanjang masa, juga kita warisi dalam bahasa Arab.

Ketika dakwah Islam memasuki pusat-pusat peradaban dunia dan membangun kejayaannya nangemilang, bahasa yang digunakan juga bahasa Arab. Kala itu bahasa Arab selain resmi menjadi bahasa pemerintahan, juga menjadi bahasa dunia pendidikan, bahasa ilmu pengetahuan serta bahasa rakyat sehari-hari. Padahal negeri-negeri yang dimasuki Islam itu tadinya bukan negeri Arab.

Bahkan ketika Islam masuk ke Mesir dan para penguasa dan rakyatnya masuk Islam, mereka tidak hanya sekedar memeluk Islam sebagai agama, tetapi mereka belajar bahasa Arab, berbicara dengan bahasa Arab dan melupakan bahasa asli peninggalan nenek moyang mereka. Hanya dalam tempo beberapa tahun saja, tidak satu pun bangsa Mesir yang paham bahasa asli mereka. Semua berbicara dengan bahasa Arab, bahkan hingga hari ini. Padahal Mesir itu bukan negeri Arab dan tidak terletak di jazirah Arab. Mesir terletak di benua Afrika, namun rakyat Mesir keseluruhannya berbicara dalam satu bahasa, yaitu bahasa Arab.

Bila kita amati secara seksama, memang ada kecenderungan bahwa di mana ada masuknya dakwah Islam ke suatu negeri hingga mampu mambangun peradaban besar, pastilah negeri itu berubah bahasanya menjadi bahasa Arab. Bahkan bahasa resmi negara sekaligus bahasa rakyat jelata.

Sebaliknya, negeri-negeri yang kurang sempurna proses Islamisasinya, bisa dengan mudah dikenali dari tidak adanya rakyat yang menggunakan bahasa Arab. Paling jauh hanya sekedar serapan-serapan bahasa saja, seperti bangsa kita ini. Bahasa Indonesia (termasuk Melayu) menyerap sangat banyak bahasa Arab ke dalam perbendaharaannya. Begitu banyak kata yang sumbernya dari bahasa Arab, bahkan bisa dikatakan bahwa unsur serapan dari bahasa arab termasuk paling dominan dalam bahasa Indonesia. Namun sayangnya, bangsa ini tidak sempat mampu berbahasa Arab dalam kesehariannya. Apalagi ditambah dengan penjajahan selama ratusan tahun, dimana para penjajah itu memang paham betul bahwa salah satu kekuatan agama Islam adalah pada bahasa Arabnya.

Bila suatu umat muslimin di muka bumi ini tidak bisa bahasa Arab, artinya mereka pasti tidak paham tiap ayat Al-Quran, tidak paham hadits nabi, tidak mengerti apa yang mereka baca dalam zikir, shalat dan doa. Tidak mengerti syariah Islam dan ajaran-ajarannya secara mendetail. Kecuali bila diterjemahkan terlebih dahulu dan dijelaskan satu persatu oleh kiayinya. Dan metode penerjemahan begini tentu saja sangat terbatas keberhasilannya, terlalu lemah dan justru sangat menghambat.

Karena itu, keinginan anda untuk belajar bahasa Arab dan menguasainya adalah sebuah keinginan yang teramat mulia, sehingga perlu didukung penuh. Jangan sampai keinginan itu berhenti hanya karena alasan teknis semata.

Empat Dimensi Penguasaan Bahasa Arab

Menguasai bahasa Arab itu minimal harus menguasai empat sisi.

1. Fahmul Masmu'
Maksudnya kita harus mampu memahami apa yang kita dengar. Jadi kalau ada orang Arab membacakan berita di TV atau sedang berdialog, kita mampu mengerti.

2. Fahmul Maqru'
Maksudnya kita harus mampu memahami teks yang kita baca. Sehingga buku, kitab, majalah, koran atau teks apapun yang tertulis dalam bahasa Arab, mampu kita pahami.

3. Ta'bir Syafahi
Maksudnya kitamampu menyampaikan isi pikiran kita dalam bahasa Arab secara lisan, dimana orang Arab mampu memahami apa yang kita ucapkan.

4. Ta'bir Tahriri
Maksudnya kita mampu menyampaikan pikiran kita kepada orang Arab dengan bentuk tulisan, dimana orang Arab bisa dengan mudah memahami maksud kita.

Problematika Belajar Bahasa Arab

Sebelum anda menentukan pilihan pada lembaga mana anda akan percayakan program belajar bahasa arab anda, sebaiknya anda juga belajar dari beberapa pengalaman mereka yang pernah melakukannya sebelumnya. Juga tidak ada salahnya kalau anda juga mendengarkan pengalaman mereka, baik telah sukses maupun yang gagal.

Kenyataannya memang harus diakui bahwa tekad kuat untuk belajar bahasa Arab, terutama buat kalangan muda muslim yang tidak pernah mengecap pendidikan pesantren berbahasa Arab, seringkali kandas di tengah jalan.

Di Jakarta pernah berdiri puluhan ma'had dan lembaga kursus yang mengajarkan bahasa Arab. Sayangnya, kebanyakan keberhasilannya berjalan terseok-seok, kalau tidak mau dikatakan gagal total. Umumya kurang berhasil dalam mengantarkan para siswanya untuk menjadi orang yang mahir bahasa Arab.

Biasanya, alasan paling klasik adalah lamanya masa belajar dan rasa bosan yang dengan cepat menghantui para pelajar. Apalagi ditambah dengan padatnya aktiftitas peserta di luar jam kurus, sehingga biasanya lembaga kursus itu menyelenggarakan pengajaran bahasa dengan cara non-intensif. Kursus diselenggarakan seminggu sekali, atau seminggu dua kali. Sekali pertemuan hanya 2 atau 3 jam saja. Dilihat dari sisi keintensifannya saja, sudah terbayang kegagalannya.

Semua itu kemudian dipeRprah kualitas pengajar yang umumnya juga orang Indonesia, di mana secara teori mungkin menguasai dasar-dasar gramatika bahasa Arab, tetapi secara dzauq (taste), kemampuan mereka amat terbatas. Banyak sekali para pengajar yang mampu berbicara dalam bahasa Arab, namun dengan ta'bir (cara pengungkapan) yang bukan digunakan oleh orang Arab. Sehingga orang Arab sendiri pun kalau mendengarnya agak berkerut-kerut dahinya sampai 10 lipatan.

Masalah kurikulum pengajaran pun seringkali malah menjadi faktor penghalang besar. Yaitu ketika para peserta dijejali dengan berbagai macam aturan, rumus, kaidah dan tetek bengeknya, tapi kurang praktek langsung. Bisa jadi secara teori mereka sangat paham, tapi giliran harus menggunakan bahasa itu baik secara lisan, tulisan atau pendengaran, semua jadi berantakan alias gagal total. Kasusnya mirip dengan orang yang belajar berenang secara teoritis, menguasai aturan gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya katak dan lainnya. Tapi giliran masuk kolam, tenggelam dan tidak timbul-timbul lagi. Sungguh menyedihkan memang.

Bahasa adalah Aplikasi

Tempat belajar suatu bahasa yang paling baik bukan di dalam sebuah lembaga kursus, juga bukan di dalam sebuah kelas. Tempat belajar yang paling baik adalah di tempat dimana semua orang berbicara dan berkomunikasi dengan bahasa tersebut.

Kalau anda ingin pandai bahasa Jawa, sebaiknya anda tinggal selama beberapa tahun di Jogjakarta atau di Solo. Terutama di pedesaan dimana masyarakat dengan setia menggunakan bahasa Jawa. Di sana anda bukan hanya belajar kosa kata jawa, tetapi juga mendengar, melihat, memperhatikan, menirukan, serta beradaptasi secara langsung dengan cara komunikasi orang jawa. Sebab bahasa itu bukan sekedar kosa kata, tetapi termasuk juga tutur bahasa, cara mengungkapkan, cara melafalkan, bahkan termasuk bahasa tubuh, mimik dan intonasi. Dan semua bermula dari mendengar setiap saat ucapan. Pagi, siang, sore dan malam hari yang anda dengar hanya percakapan orang-orang dalam bahasa Jawa.

Ini adalah cara belajar bahasa yang paling alami, paling mudah dan paling berhasil. Cara ini telah melahirkan jutaan anak-anak berusia 1 tahun hingga 5 tahun yang mahir berbahasa Jawa. Jangan kaget, kalau di Jogja dan Solo, rata-rata anak kecil mahir berbahasa Jawa (?)

Dan jangan kaget juga kalau di Mesir dan negeri Timur Tengah lainnya, anak-anak mahir berbahasa Arab. Kalau anak kecil saja mahir berbahasa Arab, mengapa anda yang sudah dewasa tidak bisa bahasa Arab?

Kesimpulannya adalah bahwa belajar bahasa itu membutuhkan sebuah komunitas orang-orang yang berkomunikasi dengan bahasa itu. Dimana kita ada di dalamnya dan ikut berinteraksi secara aktif.

Lembaga kursus bahasa Arab yang paling canggih sekalipun, kalau tidak mampu menghadirkan sebuah komunitas berbahasa arab, adalah lembaga yang tidak akan mampu melahirkan lulusan yang mahir berbahasa arab.

Beberapa Contoh

Beberapa pesantren di negeri kita boleh dibilang lumayan berhasil melahirkan santri yang lumayan bisa berbahasa Arab. Katakanlah pesantren Darussalam Gontor Ponorogo (http://gontor.ac.id), tempat dimana banyak tokoh nasional kita saat ini pernah belajar. Tapi keberhasilannya memang ditunjang dengan kebehasilan menciptakan komunitas berbahasa arab. Sebab semua santri tinggal di lingkungan pondok sehari 24 jam selama minimal 6 tahun. Yaitu sejak mereka lulus SD hingga mau masuk perguruan tinggi. Dengan resiko hukuman digunduli kalau ketahuan berbicara bahasa Indonesia.

Contoh lain yang boleh dibilang lumayan sukses adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), yang merupakan sebuah ma'had pengajaran bahasa Arab di bawah naungan Universitas Islam Muhammad ibnu Suud Riyadh. LIPIA berlokasi di Jakarta, namun hampir semua pengajarnyaorang arab atau yang pernah bertahun-tahun kuliah di sana. Sehingga dari segi dzauq bahasa, ada kekuatan tersendiri. Setiap hari para mahasiswa ditenggelamkan dengan komunitas orang Arab betulan, sejak jam 7 pagi hingga jam 12 siang selama 7 tahun. Semua pelajaran disampaikan dengan bahasa Arab, meski tidak ada lagi hukuman gundul buat pelanggarnya.

Salah satu faktor keberhasilannya adalah karena setiap calon mahasiswa yang masuk diseleksi terlebih dahulu dengan sangat ketat. Hanya mereka yang lulus tes tertulis dan lisan (wawancara) dengan bahasa dan orang arab saja yang boleh kuliah disitu. Kalau sudah berhasil diwawancarai oleh orang Arab, bukankah sebenarnya sudah boleh dikatakan bisa berbahasa Arab?

Tapi LIPIA pun sempat merasakan kegagalan ketika membuka kelas non intensif yang hari kuliahnya hanya sore hari, itupun hanya 2 kali seminggu. Akhirnya, program ini dinilai kurang efektif dan tidak memenuhi target, lalu dibubarkan hingga sekarang ini. Keterangan lebih lanjur tentang LIPIA bisa anda buka di situsnya http://lipia.org

Kesimpulan

Menyimpulkan dari kisah sukses dua contoh lembaga pendidikan di atas, kuncinya adalah:

1. Adanya komunitas berbahasa arab yang tulen dan pekat

2. Masa pendidikan yang intensif, rutin dan padat

3. Waktu belajar yang cukup lama

4. Kemauan keras yang tidak pernah padam

Kunci yang terakhir itu menjadi faktor penentu terakhir, sebab tidak sedikit mereka yang sudah pernah masuk ke lembaga di atas, tetapi akhirnya tidak kuat di tengah jalan, kemudian jalan di tempat, berhenti dan mogok. Kalau keinginan yang dimiliki hanya sekedar semangat di awalnya saja, biasanya memang tidak akan bertahan lama.

Sedangkan kisah tidak sukses pengajaran bahasa asing di negeri kita adalah pelajaran bahasaInggris di SMP dan SMU. Bahkan sejak SD ditambah lagi di perguruan tinggi. Kalau dihitung-hitung, paling tidak setiap mahasiswa di negeri ini pernah belajar bahasa Inggris paling tidak selama 10 tahun. Tapi hasilnya? Sulit menemukan mahasiswa Indonesia yang mampu berbicara fasih dalam bahasa Inggris, bahkan sekedar memahami atau atau membaca teks berbahasa Inggris pun masih sangat lemah. Apalagi kalau diminta berkomunikasi langsung dengan orang yang berbahasa Inggris.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh


read more...

Tuesday, February 28, 2006

Outline Blog ...

Sebenarnya saya ingin sekali menulis tentang hal-hal berikut :

1. visi-visi CDIA kedepan
2. berbagai inovasi di masing-masing divisi

3. leadership management system
4. bayangan CDIA di akhir tahun 2006 dan tahapan capaiannya di tiap bulan

andaikan belum bisa, smoga ini tersampaikan secara lisan.
tetapi saya tetap ingin menulisnya kelak. Akan lebih baik jika memang terbukti pengaplikasian dan keberhasilannya. smoga ..!

Biasakan segalanya lillahita'ala ..

read more...

Bagian visi CDIA kedepan ...

Bagaimana ? baca dulu `n selanjutnya up to us ... :D

YOU ENTERING THE CENTER OF INTEGRATED GODSPOT MEDIA TERRITORY, SAY ASSALAMU’ALAIKUM BEFORE GET IN !.
Kalimat itu terpampang di depan pintu gerbang masuk utama (maingate). Jika diterjemahkan, kira-kira berbunyi : ANDA MEMASUKI TERITORIAL PUSAT MEDIA FITRAH TERPADU, UCAPKAN SALAM SEBELUM MASUK !.
Di kawasan seluas kira-kira enam kali lapangan bola itu, berdiri dengan kokoh beberapa gedung yang didesain mengitari sebuah bangunan dengan arsitektur khas. Ya, ini adalah sebuah Islamic Center dengan sebuah masjid sebagai titik pusatnya.
Islamic Center ini mempunyai spesifikasi sebagai pusat multimedia. Ada komplek stasiun televisi dan radio lengkap dengan production house-nya. Di sebelah sisi yang lainnya adalah komplek penerbitan surat kabar dan majalah. Ada juga bangunan dengan banyak antena parabola yang dirancang sebagai pusat pengendali server dan cybermedia.
Dekat dengan masjid adalah gedung perpustakaan dengan ratusan ribu buku dan kitab didalamnya yang ter-komputerisasi. Pepustakaan ini sekaligus berfungsi sebagai pusat penerbitan buku dan markas beberapa kelompok studi wacana dan pemikiran yang melahirkan banyak buku, tulisan dan karya-karya intelektual.

Semua luaran (output) dari media-media itu bersifat multilingual, diterjemahkan dalam banyak bahasa dan memiliki jaringan luas yang dapat mencapai negara-negara manapun di seluruh pelosok dunia.
Di salah satu sudutnya berdiri pula pusat pendidikan jurnalistik dengan metode pengajaran muktahir yang ditujukan untuk mencetak para jurnalis multibangsa berkualitas sekaligus sebagai wahana penelitian dan pengkaderan jangka panjang.
Untuk urusan keamanan, tidak ada satupun detektor logam yang digunakan sebagai alat deteksi dini. Juga tidak ada kamera perekam dan petugas berseragam bertampang masam dengan senjata terkokang di tangan. Semua gejala overacting pengamanan yang merepresentasikan paranoid dan ketakutan akan adanya sabotase dan serangan terorisme tidak akan dijumpai di sini. Semuanya berjalan dengan alami dan humanis. Petugas meyakini 100 % sistem sekuriti yang digunakan.
Penemuan sistem tercanggih yang disebut sebagai pengamanan fitrah (godspot security) ini dapat mengubah orang dengan niatan buruk langsung berubah menjadi sosok yang penuh ramah dan kasih sayang ketika melangkahkan kakinya memasuki kawasan ini dari sudut manapun. Bahkan rudal jarak jauh hanya akan menjadi bongkahan besi ketika memasuki garis batas udara kawasan. Hulu ledaknya tak dapat meledak karena dijinakkan oleh sistem atmosfer fitrah (godspot atmosphere). Intinya, selain bencana alam, tidak ada bencana rekayasa manusia yang dapat menghancurkan areal terpadu ini.
Yang menarik adalah komunitas pekerjanya adalah dominan pemuda-pemuda terdidik dengan semangat energik yang terpancar dari raut mukanya. Suasana yang tercipta adalah suasana akrab, penuh persaudaraan, dan sangat menjunjung tinggi etika pergaulan antar lawan jenis dengan grafik angka pelecehan seksual yang mendekati titik nol.
Implementasi prinsip public relations berupa personal relationship (ukhuwah) menjadi pemandangan yang biasa dijumpai di komunitas ini. Meskipun berbentuk Islamic Center, ada beberapa pemeluk nonmuslim yang juga bekerja di sini. Namun mereka cukup enjoy karena sistem yang diciptakan mengapresiasi hak-hak mereka dengan baik, khususnya mengenai penghargaan atas profesionalisme kerja.
Dapat dipastikan, ketika waktu sholat tiba, masjid menjadi tempat yang paling ramai karena hampir semua pekerja kecuali mereka yang berada pada posisi tugas tertentu, berbondong-bondong ke masjid untuk merebut pahala utama sholat tepat pada waktunya.Dan yang terpenting adalah, seluruh aktifitas pusat media terpadu ini didukung sepenuhnya oleh sang presiden. Sebagai kepala negara dan pemerintahan (umara), presiden yang satu ini memiliki keistimewaan tersendiri karena mempunyai kredibilitas dan kapabilitas dalam penguasaan ilmu agama (ulama). Karena itulah, sang presiden mengetahui dengan pasti apa dan bagaimana arti sebuah propaganda terhadap eksistensi negara dan agamanya dan seperti apa kebijakan yang tepat terhadapnya.
Lembaga-lembaga zakat nasional yang langsung dibawah kendalinya dan dikelola secara professional berdasar standar internasional ternyata terbukti dapat mengelola dana umat. Islamic Center terpadu ini bahkan hanyalah salah satu dari beberapa mahakarya yang dananya diperoleh dari lembaga zakat.
Kebijakannya mengganti mata uang negara menjadi dinar dan dirham juga berdampak positif dalam menciptakan stabilitas moneter karena meminimalisasi nilai inflasi yang disebabkan dolar AS. Bahkan setelah itu, nilai dinar jauh lebih tinggi dari dolar sehingga membuat status negara ini berubah dari negara debitor menjadi negara donor.
Propaganda vs PropagandaJenuh rasanya, berbicara mengenai kondisi umat Islam saat ini dalam kaca mata pesimistis dan ketidakberdayaan. Jeritan dan teriakan yang berusaha mencerahkan umat pun terdengar hambar karena kata kunci pelaksanaannya selalu digantungkan kepada orang lain. Padahal dalam dunia pergerakan Islam, populis retorika yang menyatakan bahwa kemenangan umat Islam adalah hal yang membahagiakan akan tetapi menjadi menyedihkan jika kemenangan itu diukir oleh orang lain bukan oleh tangan kita sendiri.
Karena itulah, penulis lebih memilih sudut pandang optimistis dan visioner dalam memandang masa depan Islam. Keterpurukan umat saat ini dibaca dalam kacamata positif sebagai tantangan untuk menumbuhkan semangat perjuangan. Bahkan dalam QS. 3:139, Allah sendiri telah menegaskan bahwa umat Islam tidak boleh merasa lemah dan bersedih hati (wa laa tahinuu wa laa tahzanuu) karena umat Islam adalah manusia yang diberi derajat paling tinggi.
Ilustrasi Pusat Media Fitrah Terpadu diatas adalah ekspresi kegeraman penulis terhadap serangan propaganda yang mengarah kepada umat Islam. Kita tak dapat berdiam diri, selalu dan selalu mengambil peran sebagai pihak yang bertahan. Sudah saatnya kita juga melawan propaganda dengan propaganda, melawan karya intelektual juga dengan karya yang setara. Hanya saja, jika propaganda mereka bersifat destruktif maka propaganda Islam bersifat konstruktif. Dengan kata lain, hakikat propaganda Islam adalah bagaimana cara mengangkat harkat manusia, memakmurkan bumi dan memberi rahmat kepada alam semesta. Pemuda khususnya mahasiswa adalah pihak yang sangat kompeten dalam melaksanakan aktifitas kontra propaganda. Dengan kemampuan pegetahuan dan kecerdasan yang melebihi orang awam, pemuda dapat mematahkan atau meluruskan propaganda yang merugikan umat Islam.
Meminjam istilah fitrah (godspot) dalam konsep ESQ-nya Ari Ginanjar Agustian, saya ingin menegaskan bahwa Islam adalah agama fitrah. Islam membimbing manusia yang memiliki kecenderungan menyembah Dzat ketuhanan dalam kerangka tauhidullah dan mewarisi sifat-sifat fitrah (suci) sebagaimana sifat Dzat yang menciptakannya. Sehingga, terminologi fitrah dalam kata Pusat Media Fitrah Terpadu memiliki konotasi makna yang sama dengan terminologi Islam itu sendiri.
Pusat Media Fitrah Terpadu itu terletak di Indonesia. Ia adalah ilustrasi Indonesia masa depan. Saat itu, Indonesia menjadi lokomotif kebangkitan Islam dan cikal bakal terbangunnya kembali internasionalisme (‘alamiyah) Islam dalam satu sistem kekhalifahan.. Prediksi dan harapan ulama asal Mesir, Dr. Yusuf Qardhawi saat berceramah di Masjid Al-Azhar Jakarta pada awal-awal abad ke-21 , bahwa Indonesia memiliki prasyarat untuk menjadi garda terdepan dalam memimpin kebangkitan Islam, menjadi kenyataan. Indonesia telah membangun sebuah Pusat Media Fitrah Terpadu yang disegani dan menjadi rujukan banyak media dunia. Melalui pusat multimedia inilah nilai-nilai dan pemikiran Islam tersebar dan mendapatkan tempat di hati setiap manusia di penjuru dunia. Ia bahkan menjadi saingan utama dari dominasi multimedia yang dimiliki oleh kaum Yahudi di AS yang telah lebih dulu unggul sejak tahun 90-an.
Keunggulan Yahudi dalam hal media itu dipaparkan David Duke (Pustaka Tarbiatuna, 2001) yang mensinyalir bahwa media-media paling berpengaruh di AS dan menjadi rujukan dunia : The New York Times, The Washington Post, dan The Wall Street Journal dibawah pengaruh Yahudi. Termasuk juga tiga majalah utama : Time, Newsweek, dan US News and World Report dan media penyiaran utama Amerika seperti Time-Warner dan Disney, serta jaringan berita ABC, CBS, dan NBC.
Sehingga wajar jika kemudian Yahudi dapat membentuk opini dunia. Mendiskreditkan pihak-pihak yang tak disukainya. Mengubah seorang penjahat perang menjadi seorang pahlawan dan mengubah pahlawan menjadi seorang buronan. Wajar juga, jika kemudian melalui media ini mereka melakukan cuci otak terhadap banyak pemuda di negara manapun yang mereka inginkan dengan program-program media yang didesain sedemikian rupa. Prinsip siapa menguasai media akan menguasai dunia disempurnakan menjadi siapa yang menguasai pemuda dan media sekaligus maka dunia seisinya akan menjadi miliknya.
Kejahatan dan niat buruk Yahudi adalah fakta yang tak terbantahkan. Tidak hanya diabadikan dalam Al-Quran, sejarah dan fakta empirik pun membuktikannya. Sejak zaman para nabi dan rasul, Yahudi adalah pihak yang harus bertanggungjawab atas tragedi-tragedi kemanusiaan lingkup internasional. Dalam catatan Dr. Satori Ismail (2001), Talmud yang menjadi pedoman hidup Yahudi bahkan adalah manifesto yang paling berbahaya bagi perikemanusiaan karena menggariskan penghancuran total semua agama dan peradaban yang ada di dunia demi tegaknya zionisme internasional. Ia menjadi lebih berbahaya dari buku “Mein Kampf” karya Hitler yang menyatakan bahwa bangsa Jerman diatas semua bangsa di dunia.
Imperialisme modern dalam bentuk invasi pemikiran yang dijalankan Yahudi berkolaborasi dengan orientalis dan misionaris telah melenakan banyak kaum muda Islam, khususnya pada bangsa dengan kondisi yang makmur dan tenang. Kemakmuran warganya dan hegemoni kekuasaan pemerintah membuat kaum muda kehilangan sense of crisis dan aktifitasnya cenderung tertuju pada dirinya sendiri daripada untuk umatnya. Sehingga main-main dan hura-hura, yang lebih dikenal dengan sebutan generasi MTV, menjadi sebuah keniscayaan karena tidak ada hal yang membuat idealisme mudanya tertantang.
Dengan demikian, modal pertama dalam investasi jangka panjang masa depan adalah pencerahan kaum muda Islam. Walaupun semisal secara ekonomis makmur, namun kaum muda harus disadarkan bahwa ‘moncong-moncong meriam’ musuh tertuju padanya dari segenap penjuru. Bahwa dirinya dan segenap bangsanya dikuasai dan diperbudak oleh lawannya baik secara ideologis maupun materialis. Tidak ada alternatif baginya selain berjuang mendedikasikan dirinya untuk mengambil kembali hak-hak yang dirampas, membebaskan tanah airnya dari keterjajahan, dan mengembalikan kebebasan, kemuliaan serta nilai-nilai agung yang sempat hilang.
Agama Masa DepanMengubah suatu paradigma membutuhkan mekanisme, strategi, dan konsistensi yang bisa jadi melelahkan. Tapi kita bisa mencobanya secara praktis dengan memanfaatkan media. Selain melalui jalur pendidikan formal, kita juga dapat menempuhnya dengan memberi tontonan, siaran dan bacaan alternatif kepada kaum muda. Pusat Media Fitrah Terpadu didesain untuk memenuhi kebutuhan itu. Awalnya memang bersifat alternatif, namun lama-kelamaan ia akan menjadi kebutuhan dan diburu oleh banyak orang.
Futurolog John Naisbitt menyatakan bahwa pada zaman yang semakin modern dengan dominasi kecanggihan teknologi, akan tumbuh arus kuat berlawanan yang ingin merengkuh kembali nilai-nilai ketuhanan (back to God). Nah, Pusat Media Fitrah Terpadu ini memfasilitasi dan mengeksplorasi segala jalan untuk mendekatkan diri seorang hamba kepada Tuhannya tanpa harus mengeliminasi solusi perkembangan masalah-masalah kontemporer dunia.
Sebagai contoh, dari stasiun televisi ini, Anda akan dapat mengikuti liputan live 24 jam heroisme perjuangan intifadhah Palestina dan kebiadaban tentara Israel yang banyak ditutupi atau disiarkan secara tidak berimbang oleh media-media internasional lain. Di channel lainnya, Anda tetap tidak akan menemukan tayangan selebritis yang mengumbar aurat atau sinetron-sinetron remaja yang mengumbar cinta murahan. Di sini, Anda akan disuguhi konsep yang benar tentang bagaimana sejatinya Pernikahan Dini yang dimaksud oleh Islam. Anda juga akan melihat bagaimana cara Islam mengapresiasi seni dan budaya secara benar.
Dengan menyimak gelombang radionya, Anda akan disuguhi berita-berita bermutu berdasar kaidah jurnalistik yang ketat, isu-isu kontemporer, materi-materi pengkayaan ruhiyah, dan dialog-dialog berkualitas bersama para pakar yang memiliki kompetensi. Di saluran ini, Anda tidak akan mendapatkan sandiwara radio bernuansa klenik, lagu-lagu yang menghanyutkan atau iklan-iklan yang membohongi publik. Demikian juga dengan penerbitan buku, majalah, surat kabar, dan cybermedia-nya. Analisis depth reporting dan investigating report memberikan nilai diferensiasi tersendiri atas produk jurnalisme Media Fitrah Terpadu ini.
Kebenaran sejati dari perjuangan umat dan Islam sebagai rahmah yang sering disembunyikan oleh media lainnya, dikupas dengan berimbang, jelas dan jujur. Pertentangan kepentingan antara media sebagai idealisme dan industri yang membuat suatu media menjadi berpihak dan tendensius tak akan dijumpai di grup media ini. Prinsip yang digunakan adalah memberikan ruang sebesar-besarnya terhadap nilai-nilai fitrah dan tegaknya keadilan.
Perlahan namun pasti, sebaran informasi utuh tentang Islam dapat mengubah paradigma seseorang bahkan suatu bangsa. Dunia akan menyadari bahwa selama ini mereka terhalangi oleh sebuah konspirasi jahat yang menyuplai informasi dan pengetahuan salah tentang Islam. Dunia akan mengetahui betapa tidak ada satupun terminologi terorisme dikenal dalam ajaran Islam. Bahkan, fitrah Islam akan membongkar kedok siapa gerangan teroris dunia sesungguhnya sekaligus membongkar inkonsistensi dan standar ganda negara-negara yang mengklaim dirinya sebagai kampiun HAM dan demokrasi.
Tidak tertutup kemungkinan pada masa depan, di barat, Islam menjadi agama paling favorit. Walaupun saat ini pemeluk Islam baru seperlima dari penduduk dunia, namun statistik pertumbuhan Islam di barat yang terus menaik khususnya pascatragedi WTC 11 September 2001, membuat Islam bisa dipastikan menjadi agama yang memiliki masa depan paling cemerlang. Salah satu parameter adalah berdirinya masjid-masjid baru diatas tanah yang dulu berupa diskotik atau bahkan gereja yang terlantar karena ditinggal umatnya.
Michael Wolfe , dalam artikelnya yang berjudul “Islam: Agama Amerika Masa Depan ?” mencatat setidaknya ada tujuh karakteristik Islam yang cocok dengan kondisi Amerika saat ini dan masa mendatang. Ketujuh karateristik itu adalah : monoteistik, semangat demokratik, tradisi sufisme yang menarik, egalitarian, teliti soal makanan alamiah dan diet, toleran pada keyakinan / agama lain, dan semangat perjuangan kebebasan beragama. Persamaan karakteristik antara Islam dan Amerika itulah yang dapat memungkinkan umat Islam menjadi arus utama (mainstream) di Amerika.
Namun ujian berat berupa intimidasi, diskriminasi bahkan invasi militer terlebih dahulu harus dihadapi umat Islam. Ini merupakan dampak dari skenario-skenario keji yang mengasasinasi karakter Islam dari pihak-pihak yang tak menginginkan Islam menjadi besar. Bagi mereka yang beriman, justru ujian-ujian itu menjadi pertanda bahwa kemenangan telah semakin dekat., karena Allah tidak akan menjadikan kemenangan al-bathil atas al-haq secara berkelanjutan. Perlindungan dan kekuatan dijanjikan Allah dalam banyak ayat Al-quran, seperti Al-Baqarah: 257, Al-Hajj: 40, Ali Imron: 150, dan Al-Munafiqun: 8.
Muda Berjiwa RentaSejak dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap ide dan pemikiran, pemuda adalah pendukung utamanya. Sehingga ketika seorang pemuda tak berani mengungkapkan idealismenya hanya karena tak ingin dicap sebagai pengkhayal dan pemimpi belaka, maka dapat dikatakan jiwa renta telah merasuki semangatnya.
Perpaduan dua karakter antara pemuda (mahasiswa) dan Islam sesungguhnya melahirkan energi potensial yang dahsyat. Pemuda mewakili sifat idealisme dan energik, Islam mewakili manhaj atau sistem yang sempurna dan menyeluruh (syaamil wa mutakaamil). Sehingga gabungan keduanya dapat menciptakan perubahan tatanan dunia global. Sejarah telah mencatat, bahwa tokoh-tokoh assabiqunalawalun yang kemudian menjadi tokoh dunia adalah orang-orang muda semisal Ali, Zaid, dan Umar bukan Abu Jahal atau Abu Sufyan yang waktu itu menjadi tetua kaum Quraish.
Bayangan akan besarnya hambatan dan kondisi realita umat saat ini mungkin memadamkan semangat dan ide brilian pemuda seperti layaknya semburan hidrant memadamkan nyala korek api. Karena itu, para pemuda harus mempertebal bekal keimanannya. Karena tanpa keimanan yang kuat, tak mungkin pasukan Rasulullah pada perang Badar yang hanya 319 orang dapat mengalahkan pasukan musuh yang jumlahnya seribu. Bahkan, ketika ratusan ribu pasukan Byzantium (Rum) dan Persia menyerang bersamaan, kemenangan tetap berada ditangan pasukan muslim walaupun jumlahnya hanya ribuan atau jika dikalkulasi rasionya 1:10. Itu berarti terkadang, hitung-hitungan logis matematis tidak cukup dapat menjawab bagaimana efektifnya keimanan bekerja.
Karena itu, uraian tentang Pusat Media Fitrah Terpadu menurut penulis bukanlah suatu hal yang mustahil. Sebagai media propaganda Islam, ia akan dapat menjadi kenyataan manakala infrastruktur dasarnya juga terpenuhi. Infrastruktur tersebut adalah hadirnya seorang pemimpin yang memiliki karakter pembaharu, pemerintahan yang tidak mengekor ke barat karena adanya keraguan atas kekuatan nilai-nilai Islam, masyarakat yang berkarakter civil society, optimalnya lembaga zakat, sistem perekonomian non-ribawi dan pemuda yang menjiwai semangat jihad.
Namun, saat ini pemuda Islam khususnya Indonesia sedang menghadapi tantangan serius. Pertama, adalah beragam isme yang menawarkan beragam manhaj dan metode perjuangan. Tapi bagi saya, Islam an sich tanpa embel-embel lain dibelakang namanya-lah yang paling tepat untuk dijadikan sandaran fikrah beramal, berjihad, dan berjuang.
Kedua, pemerintah yang paranoid terhadap pemuda. Idealisme dan kekritisan pemuda dianggap sebagai suatu ancaman yang berbahaya terhadap kekuasaannya sehingga harus diberangus. Padahal, potensi pemuda mestinya wajib dimediasi oleh pemerintah sebagai investasi kekuatan jangka panjang dengan cara menyediakan media dan sarana bagi pemuda untuk mengaktualisasikan dirinya sesuai kompetensinya masing-masing. Totalitas perjuangan dan pengabdian pemuda tergantung pada bagaimana mereka dididik dan dibesarkan pada awal mulanya.
Last, wasiat Jenderal Shalahuddin Al-Ayyubi, sang penakluk Yerusalem ini layak untuk direnungkan bagi setiap pemuda yang menginginkan panji-panji Islam bertebaran di muka bumi:
“Kini saatnya bagi kita untuk bangkit. Telah tiba saatnya bagi kita bersama membuang selimut kemalasan. Saatnya sekarang memanggil dan mengumpulkan mereka, laki-laki yang didalam urat nadinya mesih mengalir darah keimanan. Kami yakin, segala puji hanya bagi Allah Tuhan Seluruh Alam atas limpahan pertolongan-Nya sehingga keikhlasan dan kesungguhan hati serta ibadah kepada-Nya tetap terus berlangsung, Insya Allah orang kafir akan hancur, dan iman serta kebenaran akan tegak menjulang”. []
[copyright : Doni Riadi]

read more...